Senin, 01 Agustus 2016

Aaaarrrgghh.. Operasi Gigi Geraham Bungsu??

Dengernya serem yaah? Tapi kenyataannya ga sehoror yang dibayangkan koq hehe.. Yup ini pengalamanku operasi gigi geraham bungsu beberapa waktu yang lalu.

Semua berawal ketika sebulan setelah melahirkan anakku yang kedua (Mei 2014), gigi gerahamku bagian belakang sering terasa gatal. Nah kalau yang gatal kulit gampang kan tinggal digaruk tuh.. tapi ini gigi garuknya gimana coba hehe.. 😆 Aku pun coba tanya ke mbah gugel en dijawab bisa saja disebabkan karena sisa makanan yang nyelip misalnya daging atau bisa juga karena adanya karang gigi. Ooh okelah jadi aku cuma jadi lebih sering bersihin gigi (dengan menyikat gigi) dan berharap masalah gigi gatalnya akan selesai.

Tapi ternyata beberapa minggu berikutnya aku merasakan ngilu yang amat sangat menyakitkan. Bener-bener ga bisa diungkapin dengan kata-kata deh saking ngilunya. Sampe ga bisa tidur selama beberapa hari trus ga bisa makan juga. Bisanya cuma minum susu dan cereal aja. Akhirnya aku hubungi temenku yang kebetulan dokter gigi yang tinggal dekat rumah untuk buat janji periksa gigi.

Setelah diperiksa ternyata gigi geraham bungsuku lah biang kerok semua sakit dan ngilu yang aku rasakan. Geraham bungsu bawah kanan dan kiri tumbuh miring ke depan sehingga mendorong dan merusak gigi di depannya. Temenku menyarankan agar dicabut saja geraham bungsunya agar tidak lebih parah.

Agustus 2014 aku melakukan foto panoramic. Biayanya sekitar 140 ribu kalau ga salah (agak lupa hehe..) Setelah itu aku pergi ke RSUD Bhakti Dharma Husada Surabaya. Tapi karena disana belum tersedia dokter bedah mulut jadi aku disarankan untuk ke RSAL Dr. Ramelan Surabaya. Aku juga dikasih info untuk biaya pencabutan gigi geraham bungsu antara 700 ribu sampe 1,5 juta.. per.. gigi.. 😲 Aku juga disarankan sebaiknya menggunakan asuransi kesehatan saja jika ada. Kebetulan aku ikut BPJS tapi melihat banyaknya cerita yang kurang menyenangkan pada saat itu (kan waktu itu BPJS masih baru saja diorbitkan -- artis kalee diorbitkan :D ) jadi agak ragu kalau pake BPJS. Maka aku putuskan untuk menunda dulu operasi geraham bungsunya sembari ngumpulin dana hihi.. 😅

Tapi kok yaa dari hasil cerita teman-teman yang sudah operasi geraham bungsu plus baca-baca cerita pengalaman di internet kebanyakan bilang habis operasi tuh sakitnya luar biasa?? Haduuh jadi ngeri bayanginnya. Apalagi si adek masih bayi. Kaya'nya besok-besok aja kali ya operasinya. Lagian si geraham bungsu juga dah ga sakit lagi.
Jadi akhirnya rencana operasi pun ditunda..ditunda lagi.. dan lagi.. dan lagi... sampai 2 tahun kemudian sampai akhirnya si geraham bungsu sukses merusak gigi-gigi di depannya. Yup gigi di depannya pun keropos, patah, dan akhirnya hanya tinggal sisa akarnya doank dan rasa sakitnya pun datang lagi.
Dan mau ga mau harus operasi deh. Aku melakukan foto panoramic ulang karena yang sebelumnya dah kadaluarsa, lagipula kondisi gigiku kan dah berubah. Oya.. aku akhirnya pake BPJS (sekarang dah bagus koq pelayanannya 👍) Jadi seperti prosedur BPJS pada umumnya pertama aku minta rujukan dari puskesmas kemudian datang ke rumah sakit yang ditunjuk. Untuk operasi gigi geraham bungsu aku diberi 2 pilihan rumah sakit, RSAL Dr. Ramelan Surabaya atau RSUD Dr. Soewandhie Surabaya dan aku memilih RSUD Dr. Soewandhie.

Proses di RSUD Dr. Soewandhie pun tidak seribet yang kubayangkan. Tinggal ambil nomor antrian secara online; aku pilih online karena tidak perlu antri panjang di petugas cukup memasukkan sendiri data nomor KTP di mesin, pilih poli yang dituju dan tiket nomor antrian pun langsung keluar. Ga sampai 5 menit. Kemudian menyerahkan nomor antrian beserta fotocopy surat rujukan dari puskesmas, fotocopy KTP, fotocopy kartu BPJS, dan fotocopy kartu keluarga masing-masing 2 lembar ke petugas pendaftaran. Selanjutnya tinggal duduk manis di depan poli gigi nunggu dipanggil 😀

Setelah nunggu beberapa jam (jam?? Yaiyalah namanya juga rsud pasiennya pasti banyak 😛) akhirnya namaku dipanggil. Saat bertemu dengan dokternya (aku ditangani Drg Okky Prasetyo, SpBM) dan melihat kondisi gigiku pak dokter pun bertanya apa aku mau operasi dengan bius total saja karena bukan hanya 2 gigi aja yang dicabut tapi 6. Apaaaa?????? Bener-bener langsung kaget deh dengernya. Cabut 1 aja dah serem apalagi 6 (2 geraham bungsu atas, 2 geraham bungsu bawah, dan 2 sisa akar geraham bawah) Disarankan bius total biar bisa langsung beres dalam satu tindakan operasi. Jika bius lokal maka aku aku harus menjalani 6 kali operasi. Akhirnya setelah berunding dengan suami aku pilih bius total aja.

Untuk operasi dengan bius total aku harus melakukan tes darah, rekam jantung, dan x-ray thorax. Alhamdulillah semua hasilnya bagus namun karena antrian pasien yang panjang aku pun dijadwalkan akan dioperasi 2 bulan kemudian yaitu tanggal 18 Mei 2016.

Seminggu sebelum tanggal operasi aku diminta datang untuk kontrol dan tes darah lagi. Tanggal 17 Mei aku sudah masuk untuk rawat inap. Setelah makan malam (pk 19.00) aku tidak boleh makan lagi tapi masih boleh minum air putih. Pk 23.00 sudah puasa total tidak boleh makan dan minum. Tanggal 18 Mei pagi saat dokter visit aku diminta gosok gigi dan banyak berdoa.



Jam 10 pagi aku sudah siap di ruang tunggu operasi. Sekitar jam 12 siang aku dibawa masuk ke ruang operasi. Sungguh saat itu perasaanku deg-deg an meski ini kali kedua aku menjalani bius total tapi tetap saja tak henti-hentinya mulut ini berdoa agar diberi kelancaran. Bismillah... Satu demi satu obat dimasukkan melalui infus. Daaannn....

Aku terbangun di ruangan pemulihan dengan rasa bengkak dan tebal di mulut. Tidak ada rasa sakit hanya mata masih terasa berat tidak bisa terbuka (Alhamdulillah yah..) Setelah beberapa saat aku dibawa kembali ke kamar dan diberi susu dingin oleh perawat. Hmm enak banget rasanya. Kata dokter aku sudah boleh makan makanan lunak hanya tidak boleh menghisap, makan terlalu panas, dan berkumur terlalu keras.

Dah langsung bisa makan 😁

Gak keliatan kan bengkaknya 😀


Paginya setelah diperiksa ternyata semua bagus dan bahkan bengkaknya pun hampir tidak kelihatan. Aku pun boleh pulang.

Seminggu pasca operasi aku datang lagi ke rumah sakit untuk kontrol jahitan. Hasilnya bagus dan diminta datang lagi minggu depan untuk lepas jahitan. Benar-benar lega deh rasanya. Ternyata operasi gigi geraham bungsu tak seseram yang kubayangkan. Bahkan saat lepas jahitan pun tak berasa sakit meski tanpa bius. Jaaadiiiii.... yang punya masalah dengan geraham bungsunya ga perlu takut buat operasi. Kalau yang mau pakai BPJS pun oke karena aku kemaren tidak kena biaya sama sekali alias GRATIS dan pelayanan dari RSUD Dr. Soewandhie nya pun oke banget.

Itu pengalamanku 😊