Senin, 01 Agustus 2016

Aaaarrrgghh.. Operasi Gigi Geraham Bungsu??

Dengernya serem yaah? Tapi kenyataannya ga sehoror yang dibayangkan koq hehe.. Yup ini pengalamanku operasi gigi geraham bungsu beberapa waktu yang lalu.

Semua berawal ketika sebulan setelah melahirkan anakku yang kedua (Mei 2014), gigi gerahamku bagian belakang sering terasa gatal. Nah kalau yang gatal kulit gampang kan tinggal digaruk tuh.. tapi ini gigi garuknya gimana coba hehe.. 😆 Aku pun coba tanya ke mbah gugel en dijawab bisa saja disebabkan karena sisa makanan yang nyelip misalnya daging atau bisa juga karena adanya karang gigi. Ooh okelah jadi aku cuma jadi lebih sering bersihin gigi (dengan menyikat gigi) dan berharap masalah gigi gatalnya akan selesai.

Tapi ternyata beberapa minggu berikutnya aku merasakan ngilu yang amat sangat menyakitkan. Bener-bener ga bisa diungkapin dengan kata-kata deh saking ngilunya. Sampe ga bisa tidur selama beberapa hari trus ga bisa makan juga. Bisanya cuma minum susu dan cereal aja. Akhirnya aku hubungi temenku yang kebetulan dokter gigi yang tinggal dekat rumah untuk buat janji periksa gigi.

Setelah diperiksa ternyata gigi geraham bungsuku lah biang kerok semua sakit dan ngilu yang aku rasakan. Geraham bungsu bawah kanan dan kiri tumbuh miring ke depan sehingga mendorong dan merusak gigi di depannya. Temenku menyarankan agar dicabut saja geraham bungsunya agar tidak lebih parah.

Agustus 2014 aku melakukan foto panoramic. Biayanya sekitar 140 ribu kalau ga salah (agak lupa hehe..) Setelah itu aku pergi ke RSUD Bhakti Dharma Husada Surabaya. Tapi karena disana belum tersedia dokter bedah mulut jadi aku disarankan untuk ke RSAL Dr. Ramelan Surabaya. Aku juga dikasih info untuk biaya pencabutan gigi geraham bungsu antara 700 ribu sampe 1,5 juta.. per.. gigi.. 😲 Aku juga disarankan sebaiknya menggunakan asuransi kesehatan saja jika ada. Kebetulan aku ikut BPJS tapi melihat banyaknya cerita yang kurang menyenangkan pada saat itu (kan waktu itu BPJS masih baru saja diorbitkan -- artis kalee diorbitkan :D ) jadi agak ragu kalau pake BPJS. Maka aku putuskan untuk menunda dulu operasi geraham bungsunya sembari ngumpulin dana hihi.. 😅

Tapi kok yaa dari hasil cerita teman-teman yang sudah operasi geraham bungsu plus baca-baca cerita pengalaman di internet kebanyakan bilang habis operasi tuh sakitnya luar biasa?? Haduuh jadi ngeri bayanginnya. Apalagi si adek masih bayi. Kaya'nya besok-besok aja kali ya operasinya. Lagian si geraham bungsu juga dah ga sakit lagi.
Jadi akhirnya rencana operasi pun ditunda..ditunda lagi.. dan lagi.. dan lagi... sampai 2 tahun kemudian sampai akhirnya si geraham bungsu sukses merusak gigi-gigi di depannya. Yup gigi di depannya pun keropos, patah, dan akhirnya hanya tinggal sisa akarnya doank dan rasa sakitnya pun datang lagi.
Dan mau ga mau harus operasi deh. Aku melakukan foto panoramic ulang karena yang sebelumnya dah kadaluarsa, lagipula kondisi gigiku kan dah berubah. Oya.. aku akhirnya pake BPJS (sekarang dah bagus koq pelayanannya 👍) Jadi seperti prosedur BPJS pada umumnya pertama aku minta rujukan dari puskesmas kemudian datang ke rumah sakit yang ditunjuk. Untuk operasi gigi geraham bungsu aku diberi 2 pilihan rumah sakit, RSAL Dr. Ramelan Surabaya atau RSUD Dr. Soewandhie Surabaya dan aku memilih RSUD Dr. Soewandhie.

Proses di RSUD Dr. Soewandhie pun tidak seribet yang kubayangkan. Tinggal ambil nomor antrian secara online; aku pilih online karena tidak perlu antri panjang di petugas cukup memasukkan sendiri data nomor KTP di mesin, pilih poli yang dituju dan tiket nomor antrian pun langsung keluar. Ga sampai 5 menit. Kemudian menyerahkan nomor antrian beserta fotocopy surat rujukan dari puskesmas, fotocopy KTP, fotocopy kartu BPJS, dan fotocopy kartu keluarga masing-masing 2 lembar ke petugas pendaftaran. Selanjutnya tinggal duduk manis di depan poli gigi nunggu dipanggil 😀

Setelah nunggu beberapa jam (jam?? Yaiyalah namanya juga rsud pasiennya pasti banyak 😛) akhirnya namaku dipanggil. Saat bertemu dengan dokternya (aku ditangani Drg Okky Prasetyo, SpBM) dan melihat kondisi gigiku pak dokter pun bertanya apa aku mau operasi dengan bius total saja karena bukan hanya 2 gigi aja yang dicabut tapi 6. Apaaaa?????? Bener-bener langsung kaget deh dengernya. Cabut 1 aja dah serem apalagi 6 (2 geraham bungsu atas, 2 geraham bungsu bawah, dan 2 sisa akar geraham bawah) Disarankan bius total biar bisa langsung beres dalam satu tindakan operasi. Jika bius lokal maka aku aku harus menjalani 6 kali operasi. Akhirnya setelah berunding dengan suami aku pilih bius total aja.

Untuk operasi dengan bius total aku harus melakukan tes darah, rekam jantung, dan x-ray thorax. Alhamdulillah semua hasilnya bagus namun karena antrian pasien yang panjang aku pun dijadwalkan akan dioperasi 2 bulan kemudian yaitu tanggal 18 Mei 2016.

Seminggu sebelum tanggal operasi aku diminta datang untuk kontrol dan tes darah lagi. Tanggal 17 Mei aku sudah masuk untuk rawat inap. Setelah makan malam (pk 19.00) aku tidak boleh makan lagi tapi masih boleh minum air putih. Pk 23.00 sudah puasa total tidak boleh makan dan minum. Tanggal 18 Mei pagi saat dokter visit aku diminta gosok gigi dan banyak berdoa.



Jam 10 pagi aku sudah siap di ruang tunggu operasi. Sekitar jam 12 siang aku dibawa masuk ke ruang operasi. Sungguh saat itu perasaanku deg-deg an meski ini kali kedua aku menjalani bius total tapi tetap saja tak henti-hentinya mulut ini berdoa agar diberi kelancaran. Bismillah... Satu demi satu obat dimasukkan melalui infus. Daaannn....

Aku terbangun di ruangan pemulihan dengan rasa bengkak dan tebal di mulut. Tidak ada rasa sakit hanya mata masih terasa berat tidak bisa terbuka (Alhamdulillah yah..) Setelah beberapa saat aku dibawa kembali ke kamar dan diberi susu dingin oleh perawat. Hmm enak banget rasanya. Kata dokter aku sudah boleh makan makanan lunak hanya tidak boleh menghisap, makan terlalu panas, dan berkumur terlalu keras.

Dah langsung bisa makan 😁

Gak keliatan kan bengkaknya 😀


Paginya setelah diperiksa ternyata semua bagus dan bahkan bengkaknya pun hampir tidak kelihatan. Aku pun boleh pulang.

Seminggu pasca operasi aku datang lagi ke rumah sakit untuk kontrol jahitan. Hasilnya bagus dan diminta datang lagi minggu depan untuk lepas jahitan. Benar-benar lega deh rasanya. Ternyata operasi gigi geraham bungsu tak seseram yang kubayangkan. Bahkan saat lepas jahitan pun tak berasa sakit meski tanpa bius. Jaaadiiiii.... yang punya masalah dengan geraham bungsunya ga perlu takut buat operasi. Kalau yang mau pakai BPJS pun oke karena aku kemaren tidak kena biaya sama sekali alias GRATIS dan pelayanan dari RSUD Dr. Soewandhie nya pun oke banget.

Itu pengalamanku 😊

Senin, 15 Februari 2016

Umroh Desember 2015 - Bersama Sweety dan Pemain Para Pencari Tuhan (bag.2 - Persiapan yang Harus Dibawa)

Agar ibadah umroh lebih tenang dan nyaman maka perlu disiapkan apa saja yang dibutuhkan selama di sana. Meski di sana juga ada yang jual tapi daripada harus keliling nyari-nyari kan lebih enak kalau kita sudah sedia.

Dari hasil baca-baca di internet berikut barang-barang yang aku bawa dari rumah untuk keperluan umroh selama 9 hari kemaren.

1. Mukena (1 buah) tapi ga kepake, biasa sholat langsung dengan baju gamis yang sedang dipakai
2. Sajadah (1 buah) aku bawa sajadah yang ukuran kecil
3. Baju gamis lengkap dengan kerudungnya (4 setel) - aku pilih warna-warna gelap (biru tua, coklat tua, ungu, orange) biar ga cepet keliatan kotor ditambah baju seragam batik dari travel dengan dalaman gamis putih dan kerudungnya 2 buah
4. Kaos lengan panjang utk daleman (2 buah) karena lagi musim dingin jadi perlu nih
5. Leging (3 buah)

6. Pakaian dalam/CD (5 buah) aku juga bawa CD sekali pakai tapi ternyata ga kepake hehe..
7. BH (5 buah)
8. Baju tidur (1 buah)
9. Al-Qur’an kecil, tapi ga kepake juga karena seharian di masjid dimana sudah tersedia banyak sekali Al-Qur'an dan di kamar hotel juga ada. Di handphone juga ada aplikasinya jika mau baca pas di bis.
10. Kaos kaki jempol (7 pasang)

11. Sarung tangan sholat (1 pasang) dan sarung tangan biasa (2 pasang)
12. Baju hangat (1 buah) aku bawa mantel dari bahan flece
13. Masker kain (1 buah)
14. Sandal jepit (2 pasang) satu dipakai satu lagi buat cadangan
15. Handbody lotion & pelembab bibir. Aku bawa Switzal baby lotion ama lip butter merk Body Shop.

16. Tissue basah dan tissue kering
17. Peralatan mandi (sabun mandi, sikat dan pasta gigi, shampo, conditioner - di hotel biasanya sudah disediakan tapi bagi yang ga cocok atau terbiasa dengan merk tertentu bisa bawa sendiri - sabun muka, deodorant) semuanya dalam ukuran kecil ya, kurang dari 100ml per itemnya
18. Handuk kecil untuk mengeringkan wajah dan tangan setelah wudhu saat ziarah, kalau handuk besar untuk mandi sudah disediakan oleh hotel

19. Peralatan make up (pelembab - aku bawa Garnier Sakura White day cream untuk pagi/siang hari dan Garnier SW night cream untuk menutrisi kulit saat istirahat malam hari - bedak, eyeliner, sisir) Oh ya karena saat itu udara cukup dingin, 0-20 derajat celcius, aku pakai pelembab agak lebih tebal dari biasanya di rumah. Alhamdulillah wajahku tak mengalami masalah/iritasi. Ada teman yang kulit wajahnya jadi kering mengelupas karena udara dingin. Dan sepertinya pelembab yang biasa dipakainya tidak cocok digunakan disana. Jadi dia membeli Vaseline butter (ada dijual di apotek) dan kulitnya pun mulai membaik.

20.Tas selempang kecil dari travel, digunakan pada saat ziarah atau ke masjid untuk tempat paspor, dompet, minum dll.
21. Botol minum kecil, aku bawa tumbler tupperware 500ml untuk diisi air zam zam
22. Tas ransel kecil untuk tempat sandal, botol minum, handphone dll saat ke masjid. Awalnya aku pakai tas selempang tapi ternyata aku lebih nyaman pakai tas ransel ini apalagi saat tawaf atau saat berdesak-desakan dengan banyak orang.
23. Gunting kuku dan gunting kecil
24. Pembalut secukupnya dan pantyliner (2 pak)
25. Sabun cuci aku bawa Sleek travel wash tapi ga kepake karena ternyata disana ga nyuci hehe..

26. Hanger 5 buah, ga kepake karena ga nyuci
27. Adaptor kaki tiga (kepake saat di hotel mekkah, kalau hotel yang di madinah lubang colokan listriknya dua)
28. Charger HP dan powerbank, penting banget ini hehee..
29. Kaca mata, untuk menghalau sinar matahari dan angin yang lumayan kenceng
30. Obat-obatan pribadi dan vitamin ( obat sakit kepala, obat flu, minyak kayu putih, obat diare dll)

31. Kertas ksong,spidol,karet gelang (sepele tapi sering dibutuhkan)
32. kantong plastik (untuk baju kotor, tempat sandal sebelum dimasukkan ke tas, dll)
33. Botol semprot. Aku isi dengan air zam-zam. Bisa untuk menyemprot wajah saat gerah atau bisa juga untuk wudhu pas di masjid (tempat wudhunya jauh)
34. Payung lipat kecil. Ga kepake juga karena ga panas dan waktu pas hujan akunya lagi di dalam masjid atau pas lagi dalam hotel. Pas mau keluar jalan hujannya dah berhenti. Alhamdulillah ya :)
35. Kamera

Lumayan banyak ya yang perlu dibawa. Tapi semua barang tersebut cuma memakan ga sampai setengah ruang koper lho asal kita tahu cara packingnya (untuk cara packingnya bisa liat di youtube ya..)

Dari pihak travel biasanya kita mendapat 3 buah tas. 1 koper besar untuk bagasi, 1 tas kabin, dan 1 tas selempang kecil. Jangan lupa memberi nama atau tanda khusus pada setiap tas agar mudah mengenalinya. Mereka juga menginfokan barang-barang apa saja yang masuk tas kabin, bagasi, atau tas selempang.

1. Tas Selempang Kecil
Berisi paspor, tiket pesawat/boarding pass, dompet, handphone/kamera, obat-obatan urgent
2. Tas kabin
Berisi satu set baju ganti (1 gamis, 1 kaos daleman, 1 leging, 1 kerudung/jilbab, 1 CD, 1 BH, 1 pasang kaos kaki) kain ihram (untuk pria), peralatan mandi, baju hangat, sarung tangan, peralatan make up, buku panduan umroh, charger/powerbank, tissue basah dan tissue kering, cemilan. Untuk minum kemaren di bandara Soeta ga boleh dibawa masuk, disuruh minum atau dibuang.
3. Tas koper
Semua barang bawaan yg tersisa

Yaak itulah persiapan barang-barang yang aku bawa kemaren. Semoga membantu  ^_^



Rabu, 20 Januari 2016

Umroh Desember 2015 - Bersama Sweety dan Pemain Para Pencari Tuhan



Tahun 2015 memang penuh dengan berkah. Setelah trip liburan keluarga gratis ke Raja Ampat bulan Maret yang lalu, juga berbagai produk gratis maupun diskon, Allah memberikan lagi nikmat yang sangat luar biasa : Memberiku kesempatan untuk berkunjung ke Baitullah. Gratisss....

Masih seperti mimpi rasanya saat sore itu aku ditelpon pihak Sweety (PT. Softex Indonesia) yang mengabarkan bahwa aku salah satu kandidat pemenang dan mendapatkan hadiah umroh bersama pemain sinetron Para Pencari Tuhan (Trio Bajaj dan Artta 'Kalila' Ivano) yang ditayangkan di SCTV. Sempat ga percaya karena awalnya aku hanya sekedar ikut saja di promo tersebut dan sama sekali tak berharap untuk menang. Bahkan saat mendapat email pemberitahuan pemenang pun aku masih belum sepenuhnya percaya. Namun saat melihat pengumuman resmi di website sweetycare.com dan facebook fanpage Bunda Cermat (16 September 2015) barulah aku 100% percaya bahwa ternyata aku benar-benar terpilih sebagai salah satu pemenang.
Alhamdulillah...

Pengumuman Pemenang

Sungguh hal ini merupakan kabar yang sangat mengembirakan tapi sekaligus menggalaukan. Karena itu artinya saat umroh nanti aku akan meninggalkan kedua anakku ; Ian, 6 tahun dan Syilla, 20 bulan (kalau ninggalin suami sih ga bikin galau sama sekali hehehe..)

Dan setelah googling sana sini serta membaca pengalaman-pengalaman ibu-ibu yang juga meninggalkan bayi/anak kecilnya untuk umroh/haji, akhirnya hati agak sedikit tenang meski setelah itu hampir setiap saat hati ini berdoa agar diberi kelancaran.

Karena umroh akan dilaksanakan bulan Desember 2015 maka ada waktu tiga bulan untuk melakukan segala persiapan. Untuk surat-surat akan diurus oleh pihak Sweety jadi aku tinggal menyerahkan paspor, KK, KTP, akte lahir, dan buku kuning (tanda bukti sudah melakukan suntik meningitis)


Persiapan lainnya seperti barang apa saja yang perlu dibawa, berapa uang saku yang dibutuhkan, perkiraan cuaca di Saudi Arabia saat umroh nanti dan oleh-oleh apa yang biasa dibeli disana lagi-lagi google sangat membantu.

Dan mulailah aku membuat daftar yang harus disiapkan/dilakukan -- untuk barang apa saja yang dibawa aku ceritakan terpisah ya ;)

Dan akhirnya hari yang telah ditunggu datang juga.


Selasa, 22 Desember 2015
Berangkat dari bandara Juanda Surabaya menggunakan Batik Air pukul 14.45 wib. Sampai di bandara Soekarno Hatta Cengkareng sekitar pukul 16.15 wib. Lalu nunggu jemputan dari Hotel Ibis Styles Jakarta Airport lanjut istirahat.

Bersama Sylvi, pemenang dari Situbondo, kita janjian berangkat bareng. Jadi ada temennya :)




Hotelnya nyaman, kamarnya luas, dan fasilitasnya juga bagus. Jaraknya hanya 10-15 menit dari bandara. Harganya juga lumayan ramah (kamar kami ini harganya 580 ribu jadi untuk berdua masih hemat kan 😉) Ada fasilitas antar jemput dari dan ke bandara gratis. Sangat cocok untuk transit.

Kiri: kamar mandi dan wc. Kanan: lemari


Pemandangan dari jendela kamar

Pool area





Rabu, 23 Desember 2015
Pukul 12.00 kami sudah bersiap-siap menuju bandara Soekarno Hatta. Jadwal pesawat masih jam 7 malam tapi karena ada sesi shooting iklan jadi kami diminta datang pk 14.00 wib.

Poto ama si Kalila dulu aahh.. 😁
Para pemenang (yang 2 lagi belum datang) bareng Isa Bajaj dan Artta 'Kalila' Ivano


Si Melky ikutan gabung. Si Aden entah kemana

Sambil nunggu jadwal pesawat kami diberi pengarahan oleh pihak travel. Makan malam bersama sambil ngobrol mengakrabkan diri dengan peserta lainnya. Namun kemudian kami menerima info bahwa karena kondisi cuaca di bandara Jeddah sedang buruk maka penerbangan kami diundur menjadi jam 9 malam.

Akhirnya jam 9 malam kami sudah masuk di ruang boarding. Tapi lagi-lagi pihak Garuda Indonesia memberi info kalau penerbangan kami diundur menjadi jam 10 malam. Hmm.. mungkin ini cobaan agar kami bersabar.. Dan acara menunggu pun dilanjut sambil menikmati snack yang disediakan oleh pihak Garuda.
Aku ga ingat jam berapa tepatnya (habis dah ngantuk siih..) saat petugas menyuruh kami bersiap memasuki pesawat. Setelah duduk di kursi masing-masing, berdoa, pesawat pun tinggal landas otewe ke Arab Saudi. Dan akupun lanjut bobo dengan manisnya 😴😴
Kaya'nya baru aja tidur saat pramugari membangunkan untuk makan malam. Habis makan tidur lagi hehe.. Tapi sebentar kemudian dah dibangunkan lagi karena ternyata kita sudah berada di tempat miqot untuk umroh/haji. Para pria diminta mengganti dengan ihram. Maunya sih lanjut tidur lagi tapi ternyata para pramugari sudah siap menyediakan menu untuk sarapan. Jadi di pesawat nih acaranya tidur makan tidur makan lagi hehe 😃

Kamis, 24 Desember 2015
Sekitar pukul 04.00 pagi waktu Saudi Arabia, kami mendarat di bandara King Abdul Aziz, Jeddah. Setelah melewati imigrasi, yang antrinya sangat lama karena tiap orang harus melakukan sidik jari dan foto, sekitar pukul 08.00 kami melanjutkan perjalanan ke kota Mekkah menggunakan bis.





Pemandangan saat menuju kota Mekkah

Zam Zam Tower terlihat dari kejauhan

Menu sarapan pas di bis, rasa Indonesia banget

Sampai di Hotel langsung pembagian kamar. Aku sekamar bertiga dengan Mba Eva dari Bandung dan Mba Nur dari Kuningan. Kamarnya besar dan fasilitasnya cukup lengkap. Ada juga yang sekamar berdua tapi kamarnya lebih kecil.



Di depan hotel

Setelah menaruh koper dan istirahat sebentar kami lalu melakukan umroh wajib.

Tahalul ama si Kalila

Yaak..selesai umroh wajib .. cekreekk dulu... 

 

Alhamdulillah akhirnya umroh wajib kami sudah terlaksana. Waktunya kembali ke hotel untuk makan siang, mandi dan istirahat.
Tapi sore itu entah karena masih jetlag atau karena terlalu capek, kami sekamar tidak cukup waktu untuk pergi ke masjidil haram dan akhirnya melaksanakan sholat ashar di depan hotel saja (tapi tetap berjamaah dengan imam masjidil haram). Selesai sholat kami mencoba melihat-lihat keadaan sekitar hotel sambil menunggu waktu maghrib.

Meski udara cukup dingin tapi siapa yang tak
tergoda dengan eskrim seperti ini
Belinya di warung itu tuh..

Kami sempat melihat-lihat toko-toko yang ada di sepanjang jalan menuju masjidil haram dan mencoba eskrim yang ternyata rasanya enak dan lembuuuttt banget. Kami beli yang spesial dengan harga 5 riyal (sekitar 20 ribu rupiah) Sementara yang biasa (tidak pakai wafer dan saus coklat) harganya 3 riyal.
Sekitar pukul 16.30 kami bergegas ke masjidil haram untuk bersiap melaksanakan sholat maghrib lanjut sholat Isya'. Ohya di sini kita harus datang setidaknya 2 jam sebelum waktu sholat. Jika terlalu mepet waktunya ga bakal bisa dapat tempat di dalam masjid karena jika sudah penuh petugas/askar akan melarang kita masuk.
Setelah sholat isya' kami kembali ke hotel untuk makan malam dan beristirahat.

Jumat, 25 Desember 2015
Jam 03.00 dini hari, kami dibangunkan untuk pergi ke Masjidil Haram. Menghabiskan waktu dengan tahajud, berdzikir, serta membaca Al-Quran sambil menunggu waktu subuh.


Setelah sholat subuh kami kembali ke hotel untuk mandi, sarapan dan bersiap melakukan ziarah.
Tempat pertama adalah Jabal Tsur. Kami tidak naik ke atas hanya foto-foto aja dari kejauhan 😁




Lanjut ke Jabal Nur (cuma lewat aja 😁) kemudian ke Jabal Rahma.





Setelah itu kembali ke hotel. Ohya pada ziarah ini kami juga melewati Arafah, Mina, dan Muzdalifah. Sesampai di hotel acara makan siang lanjut melakukan sholat Jumat berjamaah di Masjidil Haram. Tapi ternyata (lagi-lagi hehe..) ga kebagian di dalam masjid jadi kita sholat di area jalanan menuju masjid 😁


Sholat Jumat di area jalanan Masjidil Haram

Sekitar pukul 14.30 WSA kami bersama-sama berangkat ke Masjidil Haram untuk melakukan umroh sunnah.

Sholat Ashar di tempat sa'i

Yaaakkk.. cekreeekk duluu 😆

Selesai umroh sunnah sudah mendekati waktu maghrib jadi kami tetap di masjid saja.

Sabtu, 26 Desember 2015
Pukul 4 dini hari kami sudah siap berangkat ke Masjidil Haram. Memperbanyak ibadah sampai waktu sholat subuh.
Selesai sarapan acara bebas. Waktu bebas ini kami gunakan untuk 'tawaf toko' alias keliling dari toko ke toko (hehehe..ampyuunn 😅) untuk mencari dan membeli barang-barang  untuk keluarga di rumah. Juga mencoba beberapa kuliner khas setempat.

Cuma incip-incip tapi ga beli 😛

Tuh kan..dah nenteng tas belanjaan ajah.. 😝

Kebab aseli arab 

Belinya di warung belakang tuh. Harganya 5riyal

Selesai makan siang kita melanjutkan ziarah. Mulai dari peternakan onta, Masjid Hudaibiyah kemudian ke Museum Ka'bah. Malamnya kami kembali melakukan umroh sunnah.

Bisnya lagi jalan. Meski dah diulang-ulang hasilnya tetep blur juga




Alat tenun kiswah


Minggu, 27 Desember 2015
Seperti hari-hari sebelumnya. Sejak dini hari kami semua bersama-sama memperbanyak ibadah di Masjidil Haram. Seusai sholat subuh, aku dan beberapa teman yang lain berniat ingin bisa memegang ka'bah. Kamipun mulai melakukan tawaf. Tapi ternyata aku terpisah dari yang lain. Yaudah akhirnya bismillah aja aku lanjut sendirian.
Alhamdulillah aku bisa pegang ka'bah tiga kali dan rukun yamani dua kali. Hajar aswad begitu sesak dengan lautan manusia. Meski hanya tinggal beberapa meter namun mengingat aku seorang diri tanpa ada suami yang mendampingi juga terbayang wajah kedua anakku di rumah akhirnya aku urungkan ikut berdesakan dan memilih untuk menjauh.
Hal yang sama saat di depan pintu ka'bah. Hanya kurang dua langkah lagi saat penjaga berteriak dan menarik seorang wanita bertubuh tinggi besar yang berada tepat di hadapanku hingga terpelanting. Wuih.. ga kebayang jika yang ditarik tadi itu aku. Dan akhirnya akupun mundur teratur.
Selesai melakukan tawaf aku beranjak menuju tempat tawaf yang di lantai dua. Eh ternyata disitu ketemu ama si Kalila. Foto-foto deh.. sambil puas-puasin memandang ka'bah di hari terakhir aku di Mekkah -- dan berdoa (lagi dan lagi) agar bisa kembali lagi ke Baitullah 😇



Main-main dulu ama burung dara sebelum balik ke hotel

Siang harinya kami melakukan tawaf wada'. Betapa hari berlalu begitu cepat. Tak terasa sudah 4 hari kami berada di Mekkah. Saatnya untuk berpamitan dan melanjutkan perjalanan ke kota Madinah.
Sore hari kami naik bis kurang lebih 5 jam menuju kota Madinah. Sesampai di hotel kami langsung makan malam dan beristirahat.



Hotelnya sangat nyaman dan sangat dekat dengan Masjid Nabawi.

Senin, 28 Desember 2015
Dini hari kami sudah bersiap dan berangkat ke Masjid Nabawi. Udaranya cukup dingin -- ada teman yang mengecek lewat aplikasi saat itu menunjukkan suhu 5 derajat celcius -- brrr ❄❄
Pertama kali menginjakkan kaki di Masjid Nabawi sungguh aku sangat kagum melihat keindahannya.



Ohya, di halaman masjid ini sering ada pasar kaget lhoo.. Banyak pedagang kaki lima yang menggelar dagangan dengan harga murah meriah. Jauh lebih murah dari harga di toko. Segala macam untuk oleh-oleh bisa dibeli disini 😍

Deretan toko sepanjang jalan
Selesai mandi dan sarapan, kami mengunjungi makam baqi yang berada di sebelah timur Masjid Nabawi. Karena wanita dilarang masuk jadi kami hanya bisa 'mengintip' dari kejauhan saja.

Selanjutnya photo session 😆😅












Selanjutnya sore hingga malam hari kami memperbanyak ibadah di Masjid Nabawi dan berdoa di Raudhah.


Selasa, 29 Desember 2015
Hari ini kami mengunjungi Masjid Quba, kebun kurma, Masjid Qiblatain (hanya lewat 😅), dan Jabal Uhud (ga naik, cuma lihat dari kejauhan ajah 😂).



Duduk santai di kebun kurma

Kurma muda,
 rasanya enak manis-manis sepet





Kembali ke hotel dan memperbanyak ibadah di Masjid Nabawi.

Rabu, 30 Desember 2015
Yaak..hari terakhir kami di Madinah 😭 Koper (yang kini sudah menggembung dan hampir tidak bisa ditutup) sudah dikemas, tas kabin (yang semula single kini sudah mempunyai pasangan), tas selempang kecil (yang semula hanya berisi paspor dan barang-barang penting kini berubah menjadi ransel yang penuh berisi barang yang ga bisa dimuat di tas lainnya), serta satu tas plastik tambahan berisi cemilan, semua siap diangkut ke dalam bis.
Dan sore harinya kami bertolak menuju Jeddah. Makan malam di lokasi Masjid Terapung, Laut Merah, dan berbelanja di toko Ali Murah, Balad.
Pukul 12 tengah malam kami menuju ke bandara King Abdul Aziz Jeddah untuk kembali pulang ke Indonesia.



Menu makan malam

Kamis, 31 Desember 2015
Terdampar di Bandara. Yup.. Jadwal penerbangan kami yang semula akan berangkat pukul 03.00 dini hari mengalami keterlambatan dan baru terbang sekitar pukul 10.00 pagi.

Pada liat apaan seeh.. 😀


Coba tebak siapa yang lagi ngorok di sebelah

Kami mendarat di bandara Soekarno Hatta Cengkareng sekitar pukul 22.00. Proses imigrasi dan pengambilan bagasi yang cukup lama alhasil tahun baru kali ini kita lewati di bandara.
Dan tibalah waktu berpisah dengan seluruh peserta umroh kali ini. Berharap semoga tetap menjadi 'keluarga' dan silahturahmi tetap terjaga.

Jumat, 1 Januari 2016
Jika seluruh peserta Jakarta sudah kembali ke rumah masing-masing, kami peserta dari luar Jakarta masih harus melanjutkan perjalanan lagi.
Sambil menunggu pesawat ke Surabaya pukul 08.00 pagi (dan karena sudah 3 hari belum beristirahat) akhirnya aku dan Sylvi tidur bergantian di ruang tunggu boarding hehe.. 😴
Pukul 09.30 pesawat mendarat di Bandara Juanda Surabaya. Senangnya bisa bertemu kembali dengan keluarga.



Asyiikk.. dijemput kesayangan 😊

Demikian cerita singkat (Haah..sudah panjang lebar gini masih dibilang singkat 😝) pengalaman umrohku kali ini. Semoga lain kali bisa berkunjung kembali ke Baitullah bersama keluarga. Amin.



By. Rosy
💙 💙 💙